Tanda dan Gejala Gangguan Perkembangan Bayi Usia 0–18 Bulan yang Sering Terlewat

Penulis: dr. Kinandra Rafa Khalisha Rambey, 16 Oktober 2025

Tanda dan Gejala Gangguan Perkembangan Bayi Usia 0–18 Bulan yang Sering Terlewat

Setiap bayi memiliki keunikan dan ritme tumbuh kembang yang berbeda, namun ada beberapa tanda atau gejala gangguan perkembangan yang dapat muncul sejak dini bahkan sebelum anak berusia 18 bulan. Sayangnya, tanda ini sering dianggap sepele atau “nanti juga bisa sendiri”. Padahal, semakin cepat dikenali maka semakin besar pula peluang anak mendapat dukungan tepat agar tumbuh kembangnya optimal. Yuk, kenali apa saja ciri yang perlu AyBun waspadai.


1. Minim Kontak Mata

Normalnya, bayi sudah bisa menatap wajah orang tua sejak usia 6–8 minggu. Kalau di atas 3 bulan si Kecil jarang menatap wajah saat diajak bicara, atau tidak membalas senyuman, bisa jadi ini gejala gangguan perkembangan anak terutama dalam hal interaksi sosial anak.


2. Tidak Merespons Saat Dipanggil (≥9 bulan)

Biasanya, bayi akan menoleh atau memberi reaksi saat namanya dipanggil. Kalau anak tidak menanggapi nama meskipun pendengarannya normal, ini bisa menjadi tanda keterlambatan komunikasi nonverbal. Sering kali hal ini juga dikaitkan dengan ciri autisme pada bayi, jadi jangan disepelekan ya AyBun.


3. Tidak Menunjuk (12–14 bulan)

Menunjuk adalah salah satu cara anak berkomunikasi sebelum bisa bicara. Kalau anak tidak pernah menunjuk untuk meminta atau menunjukkan sesuatu, itu termasuk milestone perkembangan anak yang terlewat dan bisa jadi tanda gangguan perkembangan sosial.


4. Terlambat Bicara

Patokan sederhana yang bisa AyBun perhatikan:

  • Usia 18 bulan → belum bisa mengucapkan minimal 6 kata bermakna
  • Usia 24 bulan → belum bisa menyusun dua kata jadi frasa sederhana

Kalau kondisi ini terjadi, bisa jadi tanda tanda keterlambatan bicara atau speech delay. Lebih baik segera diperiksa agar penyebabnya jelas dan penanganan lebih cepat.


5. Asyik Sendiri & Minim Respons Sosial

Kalau si Kecil lebih suka main benda berulang-ulang (menyusun, memutar, atau mengelompokkan), tapi kurang merespons saat dipanggil atau diajak tersenyum, AyBun perlu hati-hati. Kondisi ini sering muncul sebagai gangguan perkembangan sosial dan bisa menjadi salah satu ciri autisme pada balita.


6. Gerakan Berulang (Repetitif)

Beberapa anak menunjukkan gerakan berulang anak, seperti mengepakkan tangan, berputar-putar, atau mengayun badan. Kalau gerakan ini terlalu sering, menetap, dan tidak sesuai tahap usia, bisa jadi bagian dari gejala gangguan perkembangan anak yang perlu diperhatikan.


7. Sensitivitas Sensorik

Selain tanda di atas, beberapa bayi juga memiliki sensitivitas sensorik anak. Misalnya terlalu sensitif terhadap suara keras, tekstur tertentu, atau pakaian. Ini bisa membuat mereka tampak rewel, susah makan, atau menolak aktivitas tertentu.


Kenapa Penting Mendeteksi Sejak Dini?

Milestone perkembangan anak adalah panduan penting untuk melihat apakah tumbuh kembang si Kecil sesuai usianya. Kalau ada satu saja milestone yang terlewat, AyBun jangan menunggu terlalu lama. Semakin cepat intervensi dilakukan, semakin efektif hasilnya dan potensi anak bisa lebih maksimal.


Kapan Harus Konsultasi?

Kalau AyBun menemukan gejala gangguan perkembangan anak di atas, meski hanya satu, sebaiknya segera konsultasi ke dokter anak atau klinik tumbuh kembang. Evaluasi sejak dini akan membantu menentukan apakah kondisi ini hanya keterlambatan sementara atau tanda gangguan yang butuh pendampingan lebih lanjut. Di Klinik Tumbuh Kembang Anak Lalita, kami percaya setiap anak punya potensi besar. Tugas kita adalah mendukung, memberikan stimulasi yang tepat, dan memastikan tumbuh kembang anak berjalan sebaik mungkin.

Share:
Logo Kontak Lalita