Berbohong pada Anak Berbahaya? Ini Dampak dan Cara Menghindarinya
Penulis: Irna Silawaty, M.Psi., Psikolog, 23 September 2025

Apakah Orangtua Boleh Berbohong pada Anak?
Banyak orang tua pernah melakukan white lies atau kebohongan kecil kepada anak, seperti:
🗣 “Kalau PR selesai, nanti Mama ajak ke Dufan ya.”
🗣 “Gak usah beli permen, itu nggak enak.”
🗣 “Kalau main malam-malam, nanti diculik hantu!”
Meskipun terdengar sepele, kebiasaan orangtua berbohong pada anak bisa membawa dampak psikologis yang serius. Praktik ini dikenal dengan istilah parenting by lying, yaitu strategi pengasuhan dengan cara memanipulasi perilaku anak lewat kebohongan.
Kenapa Orangtua Sering Berbohong pada Anak?
Beberapa alasan umum orangtua berbohong kepada anak antara lain:
- Untuk Mendorong Kepatuhan Perilaku Contohnya: “Kalau iseng terus, nanti ditangkap polisi.” Tujuannya agar anak patuh atau tidak melakukan hal yang dianggap ‘nakal’.
- Untuk Menghibur Emosi Anak Contohnya: “Kamu main pianonya hebat banget!” (padahal tidak sesuai kenyataan) Ini bentuk pujian palsu yang sering diberikan untuk menyenangkan hati anak.
Dampak Berbohong pada Anak
Berbagai studi psikologi menunjukkan bahwa dampak berbohong pada anak tidak bisa diremehkan. Kebiasaan ini dapat:
- Mempromosikan ketidakjujuran secara tidak langsung, karena anak mencontoh perilaku orang tua
- Merusak ikatan kepercayaan antara anak dan orang tua
- Meningkatkan kemungkinan anak berbohong balik, terutama di masa remaja
- Menyebabkan masalah psikososial dan harga diri, terutama jika kebohongan menyangkut bakat atau kemampuan anak
- Anak jadi bingung membedakan realita dan manipulasi emosional
Lalu, Apa yang Bisa Orangtua Lakukan?
Daripada menggunakan kebohongan, berikut cara komunikasi yang sehat dan jujur:
✅ Komunikasikan harapan secara jelas, misalnya: “Mama ingin kamu selesaikan PR dulu sebelum main.”
✅ Ajak anak setuju dengan tanggung jawabnya, bukan sekadar menuruti
✅ Berikan penguatan positif jika anak mengikuti aturan
✅ Jelaskan konsekuensi logis, bukan ancaman palsu
✅ Pantau dan dampingi anak, bukan mengontrol dengan ketakutan
Kesimpulan
Parenting by lying atau kebiasaan berbohong pada anak mungkin terlihat sepele, tapi bisa berdampak jangka panjang pada perilaku, kepercayaan diri, dan hubungan anak dengan orang tua. Komunikasi yang jujur dan konsisten adalah kunci utama pengasuhan yang sehat.
Jika AyBun ingin berkonsultasi lebih lanjut soal cara berkomunikasi yang tepat dengan anak, yuk datang ke Klinik Lalita! Psikolog kami siap mendampingi proses tumbuh kembang anak secara menyeluruh.